Outing Class SD: Belajar Membatik di Tempat Terbaik


Tahukah Anda bahwa sehelai kain bisa menyimpan cerita, filosofi, bahkan jati diri sebuah bangsa? Itulah batik. Jumat, 2 Mei 2025 yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, murid-murid kelas I-VI SD Katolik Wijana Mojoagung melakukan kegiatan outing class ke Sentra IKM Batik Kota Mojokerto. Kegiatan ini merupakan bagian dari program sekolah yang bertujuan untuk mengenalkan budaya lokal melalui membatik. Menikmati pengalaman yang menyenangkan di Sentra IKM Batik Kota Mojokerto, di mana anak-anak mengenal batik dan proses pembuatan batik yang memesona. Melalui kegiatan interaktif ini untuk belajar tentang proses dari pembuatan dan memperoleh wawasan tentang warisan budaya Indonesia. Anak-anak diajak untuk melakukan pengalaman secara langsung belajar membatik di tempat terbaik. 


Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra

Berlokasi di Jln. Kedungsari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto ini tidak hanya tempat untuk produksi batik tetapi menjadi tempat wisata dan edukasi membatik yang menarik. Karena berada di kawasan strategis kota sehingga memudahkan akses untuk mencapainya. Sentra IKM Batik Kota Mojokerto diresmikan pada 7 Februari 2024. Gaya bangunan Sentra Batik dibangun secara modern dengan nuansa tradisional, menampilkan unsur-unsur khas Mojokerto yang terinspirasi dari Kerajaan Majapahit. Terlihat dari bagian pagar yang mengelilingi area yang dibangun dengan bata merah ekspos.


Baca Juga: Outing Class TK: Naik Kereta Menuju Kebun Binatang Surabaya

Outing Class SD: Belajar Membatik di Tempat Terbaik
Pak Nyong memberikan informasi seputar batik | Dok. Sekolah

Sesampainya di lokasi, anak-anak disambut hangat oleh salah satu staf untuk menuju pendopo. Selanjutnya, anak-anak diajak masuk menuju ruangan untuk menerima edukasi mengenai membatik. Penyampaian ini disampaikan oleh Bapak Nyong Larunga yang memberikan informasi mengenai berdirinya Sentra IKM Batik Mojokerto, tahapan dalam proses pembuatan batik, prestasi yang sudah dicapai, dll. Selain itu, kami juga disambut hangat oleh lima para perajin batik yang ramah dan membagikan ilmu serta pengalamannya kepada anak-anak. Kelima perajin batik tersebut yaitu Bu Hindun Hamidah, Bu Lilik, Bu Amanah, Bu Irianti, dan Bu Roifah. Beliau-beliau tersebut yang mendampingi anak-anak dalam proses membatik. 


Dari Tangan ke Kain

Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok batik cap dan kelompok batik tulis. Pertama, anak-anak dibagikan selembar kain putih untuk digunakan sebagai media membatik. Pada kelompok batik cap, anak-anak diminta untuk menuliskan namanya masing-masing di media kain tersebut. Sedangkan pada kelompok batik tulis, setiap anak diberikan contoh pola gambar sederhana untuk digambar di kain tersebut. Proses selanjutnya, kelompok batik cap diajak untuk menuju ruang yang nantinya anak-anak belajar membatik dengan teknik cap. Secara bergantian, anak-anak secara langsung praktik membatik teknik cap dan didampingi oleh salah satu perajin. Begitu juga dengan kelompok batik tulis, setelah selesai membuat pola, anak-anak diajak untuk menuju tempat ruang canting. Di sinilah proses secara langsung bagaimana caranya membatik.

 

Outing Class SD: Belajar Membatik di Tempat Terbaik
Anak-anak mencanting didampingi para pembatik | Dok. Sekolah

Baca Juga: Sinergi dan Eksistensi: Perayaan Paskah KPAR GKJW Jemaat Kertorejo

Anak-anak mencoba langsung menggunakan canting dalam membatik. Alat mungil berbentuk ceret kecil, malam (lilin cair panas) ditorehkan mengikuti garis motif. Setiap goresan malam, celupan warna memberikan cerita yang berkesan pada selembar kain. Proses ini membutuhkan tangan yang terampil, di sinilah anak-anak dengan sabar dan seni dituangkan. Anak-anak sangat antusias dalam proses ini. Didampingi oleh salah satu perajin batik yang dengan sabar mendampingi anak-anak. 


Dilanjutkan dengan proses pewarnaan, setelah motif tertutup malam, kain dicelupkan ke dalam pewarna alami atau sintetis. Warna meresap ke serat-serat kain. Proses ini bisa diulang beberapa kali untuk menghasilkan warna yang terbaik. Kemudian kain direbus untuk menghilangkan malam. Saat malam luruh, muncul motif cantik berwarna cerah. Momen ini yang paling ditunggu, motif yang semula tertutup oleh malam akhirnya nampak dengan indah. Tahap akhir, kain dikeringkan, disetrika, dan siap dipakai atau dipajang.

 

Outing Class SD: Belajar Membatik di Tempat Terbaik
Anak-anak berfoto bersama Walikota Mojokerto | Dok. Sekolah

Di saat yang bersamaan, ada kunjungan dari ibu Walikota Mojokerto ke Sentra IKM Batik. Anak-anak diajak untuk berfoto bersama ibu Walikota Mojokerto. Sungguh momen yang tidak terduga bisa bertemu dengan ibu Walikota Mojokerto walau hanya sebentar. Anak-anak menyusuri setiap bagian ruangan yang ada di dalamnya. Melihat bermacam-macam motif canting cap batik. Diajak keliling untuk melihat tempat pengolahan limbah malam. Menunggu kain batik yang dijemur, anak-anak istirahat di pendopo untuk makan siang bersama dengan menu sayur daun singkong.


Kain batik yang sudah kering akhirnya sudah siap untuk dibagikan ke anak-anak. Mereka sangat antusias menunggu panggilan saat dibagikan hasil karya membatik. Dibagikannya hasil karya membatik menandai bahwa kegiatan sudah selesai. Dan kami melakukan foto bersama dengan para staf dan ibu-ibu perajin batik. Anak-anak kembali melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya.


Baca Juga: Cooking Day sebagai Sarana Latihan Kemandirian, Leadership, dan Manajemen


Gereja Katolik Paroki Santo Yosef Mojokerto

Outing Class SD: Belajar Membatik di Tempat Terbaik
Berkunjung ke Gua Maria Gereja Paroki Mojokerto | Dok. Sekolah

Tempat tujuan berikutnya yaitu mengunjungi Gereja Katolik Paroki Santo Yosef, ini dimaksudkan untuk mengenalkan kepada anak-anak. Setibanya di gereja, anak-anak diajak untuk mengenal bagian-bagian penting dari gereja, seperti altar, tabernakel, mimbar, dan patung-patung kudus yang menghiasi ruangan. Ada beberapa siswa yang kagum melihat di dalamnya. Dilanjutkan dengan melihat Goa Maria yang ada di belakang gedung gereja. Suasana khidmat namun tetap hangat dan menyenangkan. Tak lupa, anak-anak juga berfoto bersama di dalam Goa Maria dan di depan gereja sebagai kenang-kenangan. 


Penutup

Setelah serangkaian kegiatan yang menyenangkan dan penuh makna di Sentra IKM Batik Kota Mojokerto dan Gereja Katolik Paroki Santo Yosef Mojokerto, tibalah saatnya untuk mengakhiri kunjungan hari ini. Anak-anak tampak bahagia dan puas setelah mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang belajar membatik. Dengan tertib dan penuh sukacita, rombongan bersiap kembali menuju sekolah. 


Kegiatan ini bukan hanya menyenangkan, tetapi juga sangat edukatif. Anak-anak belajar bahwa batik bukan sekadar kain bermotif, tetapi sebuah karya seni yang sarat akan makna dan bagian penting dari warisan budaya Indonesia. Anak-anak pulang dengan membawa hasil batik buatan sendiri dengan rasa bangga. Rasanya menyenangkan, menantang, sekaligus membuka mata kami tentang betapa bernilainya proses di balik selembar kain batik. Menyadari bahwa membatik membutuhkan ketenangan serta ketekunan. (DBS)

Penulis
Dian Budi S., S.Pd.
Sie Kurikulum SDK Wijana