Wijana Mojoagung
Loading post...
Lika-liku Perjalanan Hidup Driver Ojol

Lika-liku Perjalanan Hidup Driver Ojol

Lika-liku Perjalanan Hidup Driver Ojol
 
Wawancara dengan
Bapak Suharjo
Seorang driver ojek online

 

Di kesempatan kali ini kami mewawancarai pak Suharjo. Pak Suharjo adalah seorang bapak berusia 53 tahun, yang memiliki pekerjaan sebagai tukang ojek online. Beliau sudah bekerja menjadi ojek online selama 5 tahun, sejak 3 Maret 2019. Beliau memilih pekerjaan ini karena umur beliau yang sudah tua dan susahnya mendapatkan pekerjaan. Selain itu juga karena tanggungan keluarga. Pak Suharjo bekerja dari pagi sampai jam 5 sore. Sambil menunggu orderan, beliau sering singgah di taman Mojoagung.

Baca Juga: Menjadi Guru Karena Panggilan Hati

Tantangan Ojek Online

Di setiap pekerjaan pasti ada tantangan tersendiri. Pak Suharjo pernah mengalami tingkah laku customer yang tidak baik, tetapi beliau tetap memperlakukan pelanggannya dengan baik. Ada juga tantangan tentang musim panas dan hujan yang sering menghambat pekerjaan pak Suharjo. Beliau ini juga pernah mendapat orderan tipuan makanan yang harganya tidak seberapa, dan akhirnya makanan itu dimakan sendiri.

Orderan Termahal dan Terjauh

Tidak hanya di Mojoagung saja, beliau juga pernah mengantar pelanggan hingga di Kediri, Surabaya, juga Pandaan. Beliau juga pernah mendapatkan orderan dengan harga yang cukup mahal yaitu pesanan kue tar dengan harga Rp165.000.


Baca Juga: Setia Melayani dengan Hati

Motivasi

Pak Suharjo memiliki motivasi dalam bekerja, sebuah keluarga kecil yang dapat membuat pak Suharjo menjadi semangat dalam bekerja. Beliau juga teringat pada tanggungan dan kebutuhan keluarga dengan harga sekarang yang semakin mahal.
 

Pendapat tentang Kenaikan Harga

Pak Suharjo berpendapat bahwa beliau tidak setuju atas kenaikan harga sembako. Demikian pula dengan kenaikan harga BBM,  karena sangat berat bagi seorang ojek online yang gajinya tergantung oleh pesanan yang diantar.

Jurnalistik adalah salah satu ekstrakurikuler di Wijana Mojoagung yang memfasilitasi kemampuan menulis yang dimiliki oleh anak-anak.

Pewawancara & Penulis
Florriensa Al Meera A.
Anggota Ekstra Jurnalistik
Josephine Marcelinda
Anggota Ekstra Jurnalistik
Safa Monna Ayu S.
Anggota Ekstra Jurnalistik
Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno

Minggu (21/04/2024) kemarin adalah hari yang begitu dinanti oleh anak-anak selama beberapa hari terakhir, atau bahkan sejak sebulan lalu. Pasalnya, pada hari ini mereka akan melakukan perjalanan ke Blitar, yang dikenal sebagai Kota Proklamator. Mereka akan mengunjungi museum dan makam Bung Karno. Namun sebelumnya, mereka akan singgah terlebih dahulu di Seminari Menengah St. Vincentius A Paulo, Garum—selanjutnya akan ditulis Seminari Garum. Anak-anak akan diajak untuk mengenal tempat pembinaan calon imam.

Persiapan dan Perjalanan

Sudah sejak pukul 05.30 WIB anak-anak berkumpul dengan begitu bersemangat di halaman sekolah. Mereka ditemani oleh orang tua yang mengantar keberangkatan, yang dijadwalkan pada pukul 06.00 WIB. Sebelum berangkat, anak-anak berkumpul bersama kelompok untuk melaksanakan briefing dan berdoa bersama. Selanjutnya, secara bergantian mereka memasuki bus dan menempati kursi mereka masing-masing.


Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno
Anak-anak berpose saat perjalanan | Dok. Sekolah

Perjalanan pun dimulai. Dengan penuh suka cita, anak-anak menikmati perjalanan mereka. Fasilitas TV yang disediakan oleh pihak travel mereka manfaatkan untuk berkaraoke bersama. Tak hanya itu, perbekalan yang telah dibawa pun mulai mereka makan. Ada yang membawa snack, susu, atau bekal nasi untuk sarapan. Jarak 83 km dari Mojoagung menuju ke Seminari Garum ini ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam lamanya.


Mengenal Seminari

Setibanya di Seminari Garum, kami disambut oleh beberapa seminaris—sebutan untuk para siswa yang sedang menempuh pendidikan di seminari, beserta seorang frater di depan gerbang seminari. Selanjutnya kami diajak masuk ke dalam kompleks seminari dan menuju Ruang Multimedia. Di ruang ini, 10 seminaris memperkenalkan diri. Mereka menampilkan tayangan video yang berisi kegiatan-kegiatan para seminaris. Tak hanya itu, anak-anak juga diajak untuk bernyanyi dan bermain beberapa games ice breaking.

 

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno
Anak-anak berkeliling kompleks seminari | Dok. Sekolah

Tak hanya di sini saja, para seminaris mengajak anak-anak berkeliling untuk mengenal ruang atau tempat-tempat yang ada di seminari. Mereka pun mendengar istilah-istilah asing, misalnya refter (ruang makan), kapel, widya loka, ruang DKSV, dll. Anak-anak begitu antusias mengikuti aktivitas ini. 

Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

Tak hanya mengenal area dalam seminari, anak-anak diajak pula untuk keluar dan memasuki Galeri Seminari. Galeri Seminari ini adalah bangunan baru. Bangunan ini baru didirikan pada tahun 2023 lalu. Di sini tersaji beragam dokumentasi sejarah misi di Keuskupan Surabaya, khususnya di daerah Blitar. Banyak foto-foto lama membawa pengunjung dapat merasakan suasana tempo dulu.

 

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno
Menggali informasi di Galeri Seminari | Dok. Sekolah


Di ruangan ini, anak-anak menuliskan beragam informasi yang mereka dapatkan. Suasana yang nyaman membuat waktu tak terasa begitu cepat berlalu. 30 menit kemudian, kami pun undur diri dan melanjutkan perjalanan menuju lokasi selanjutnya, yaitu makam Bung Karno.

Baca Juga: Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

Makam Bung Karno

Sekira 20 menit perjalanan, kami sampai di tempat parkir makam Bung Karno. Kami pun bergegas mencari lokasi untuk beristirahat dan makan siang. Pendopo menjadi pilihan karena tempatnya bersih dan nyaman. Makanan dibagikan dan kami makan bersama.

 

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno
Anak-anak memasuki museum Bung Karno | Dok. Sekolah

 

Tak butuh waktu lama. Selesai makan, kami langsung bergegas untuk berangkat menuju makam Bung Karno, yang lokasinya masih sekitar 1 km dari tempat parkir ini. Perjalanan ini kami tempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih 20 menit. Selanjutnya, kami berbaris untuk memasuki museum Bung Karno.
Sesaat setelah memasuki museum, anak-anak langsung berkeliling untuk melihat benda-benda bersejarah yang pernah dipakai oleh Bung Karno. Tak sedikit dari mereka yang kagum akan kisah perjuangan beliau. Mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya. Hal itu tak lain adalah karena mereka memiliki tugas untuk mencatat informasi yang mereka dapatkan dari tempat-tempat yang dikunjungi. 


Baca Juga: Edukasi Etika untuk Generasi Muda - Character Building 2023

Komputer yang disediakan oleh museum pun mereka manfaatkan dengan baik untuk mencari informasi-informasi penting. Sembari membaca-baca di monitor, mereka membuat catatan singkat atas informasi yang mereka baca. Mereka begitu menikmati setiap menit yang telah berlalu. 

 

Studi Wisata Seminari Garum dan Makam Bung Karno
Memanfaatkan fasilitas untuk menambah informasi | Dok. Sekolah

Cuaca mendung yang menandakan hujan akan segera turun, serta waktu yang telah semakin sore, membuat kami pun harus mengakhiri aktivitas kami di tempat ini. Kami bergegas untuk kembali ke parkiran. Di sepanjang jalan, beberapa kelompok anak berhenti untuk membeli beberapa oleh-oleh. Ada pula yang membeli minuman karena kehausan setelah berjalan cukup jauh.

Penutup

Sungguh pengalaman yang menyenangkan. Banyak dari anak-anak yang merasa terkesan atas perjalanan mereka ini. Banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka dapatkan. Tak sedikit dari mereka yang meminta agar kegiatan seperti ini diadakan lagi tahun depan. Apresiasi baik pun juga dilayangkan oleh para orang tua. Mereka juga senang dengan kegiatan ini karena bisa menambah wawasan anak-anak. (ADK)

Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
Sukacita dalam Perayaan Paskah 2024

Sukacita dalam Perayaan Paskah 2024

Sukacita dalam Perayaan Paskah 2024
 

Paskah senantiasa membawa sukacita tersendiri. Hal itu tak lepas dari rangkaian kegiatan akan perayaan Paskah yang diadakan. Begitu pula di Wijana Mojoagung. Pada hari Jumat (04/04/2024) kami mengadakan kegiatan perayaan Paskah yang diawali dengan ibadat Paskah. Ibadat Paskah dipimpin oleh Bapak Antonius Dwi Kuncoro, S.Pd., dan petugas pujiannya adalah Ibu Rut Dian Andriyani.

Kegiatan SD

Setelah ibadat, anak-anak dikondisikan untuk berkumpul di lapangan untuk mengikuti Lomba Membuat Keranjang Telur Paskah, dengan bahan dari botol bekas. Mereka pun mengambil bahan dan peralatan yang beberapa hari sebelumnya telah mereka persiapkan. Beragam kreativitas mereka sajikan dalam membuat karya mereka masing-masing. Dengan telaten, mereka mengerjakan karya mereka dengan sukacita.

Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan

Kegiatan TK

 
Sukacita dalam Perayaan Paskah 2024
Hasil karya keranjang Paskah TK | Dok. Sekolah

Anak-anak TK pun juga memiliki kegiatannya sendiri. Mereka membuat keranjang Paskah menggunakan botol plastik air mineral yang dipotong. Tugas mereka adalah menempeli botol tersebut dengan cotton bud, dan tempelan gambar kepala kelinci. Mereka harus memotong sendiri tempelannya dan mengelemnya dengan rapi. Tak lupa, mereka menambahkan manik-manik agar keranjang mereka terlihat lebih menarik.

Mencari Telur Paskah

Seolah telah menjadi tradisi tersendiri, mencari telur selalu ada dalam perayaan Paskah, dan menjadi bagian yang selalu dinanti oleh anak-anak. Namun, kemasannya kami buat berbeda. Selain mencari telur, anak-anak harus mencocokkan potongan gambar telur yang ada pada telur. Masing-masing anak telah diberikan potongan gambar telur. Kemudian, mereka harus mencari telur yang memiliki potongan yang sama dengan yang mereka miliki. Sederhana memang, tapi butuh waktu untuk menemukan pasangan potongan yang cocok.

Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship
 
Sukacita dalam Perayaan Paskah 2024
Potongan gambar dalam mencari telur | Dok. Sekolah

Pengumuman Juara

Tak adil jika ada lomba, tapi tanpa hadiah dan juara. Dalam penilaiannya, ada beberapa kriteria yang dinilai, antara lain: bahan, persiapan, tema, kerapian, dan ketuntasan. Dari semua karya dan penampil, akhirnya diputuskan para pemenangnya sebagai berikut:

Kategori TK:

Juara Pertama: Gabriela Damanik
Juara Kedua: Nathania Emanoela


Kategori SD Kelas Bawah:

Juara Pertama : Safa Mona (Kelas II)
Juara Kedua : Styfani Trinidat Golgota (Kelas II)


Kategori SD Kelas Atas:

Juara Pertama : Euodia Chelsea Prasetyo (Kelas V)
Juara Kedua : Glori Christi Damanik (Kelas V)


Sukacita dalam Perayaan Paskah 2024
Para pemenang lomba kategori SD | Dok. Sekolah

Para pemenang diganjar dengan hadiah berupa sejumlah uang. Selain itu, mereka juga mendapat piagam penghargaan. Selamat untuk para pemenang, semoga prestasi yang diraih membawa semakin banyak suka cita dalam merayakan Paskah.

Baca Juga: Edukasi Etika untuk Generasi Muda - Character Building 2023

Anak-anak semakin bersukacita pada hari ini, karena mereka mendapatkan bingkisan dan telur Paskah. Telur Paskah ini kami kemas dengan wadah berbentuk kelinci warna-warni. Sungguh senang anak-anak menerima bingkisan dan telur Paskah ini. Semoga menambah sukacita dalam merayakan Paskah. (ADK)

Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
 Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

 

Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024

Cooking Day kini menjadi “tradisi” bagi sekolah SDK Wijana Mojoagung dalam mengisi Kegiatan Tengah Semester Genap. Setiap tahun, kami mengajak anak-anak untuk lomba memasak dengan tema yang selalu berbeda. Tujuannya agar anak-anak mendapatkan pengalaman dan melatih life skill yang kelak dibutuhkan oleh anak. Tema Cooking Day tahun ini adalah Jajanan Tradisional.

Persiapan

Beberapa hari sebelumnya, anak-anak sudah dikumpulkan untuk berproses bersama kelompok untuk mengatur strategi memasak. Selama beberapa kali, anak-anak berkumpul dalam kelompok untuk berkoordinasi tentang persiapannya alat dan bahannya, cara memasak, dan penyajiannya. Sejak awal, anak-anak sudah mulai dilatih untuk belajar mengorganisir kelompok. Terlebih, untuk anak-anak kelas atas dilatih agar mampu mendampingi dan membantu proses dari adik-adiknya.

 

Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024
Anak sedang merebus "mutiara" | Dok. Sekolah


Anak-anak dibagi menjadi 7 kelompok, yang diberi nama sesuai dengan nama pahlawan nasional Indonesia. Masing-masing kelompok ini akan memasak satu jajanan tradisional. 7 jajanan tradisional yang ditentukan adalah klepon, gethuk, nagasari, puthu ayu, lemet, jentik manis, dan bikang. Masing-masing kelompok di dampingi oleh satu guru. 

 

Baca Juga: Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga

Pelaksanaan

Pada Rabu (06/03/2024), anak-anak mengeksekusi konsep yang telah mereka persiapkan beberapa hari sebelumnya. Sejak pagi, mereka sudah sangat bersemangat dan tidak sabar untuk bisa segera berkegiatan. Setelah pembiasaan pagi, mereka diarahkan untuk berkumpul di meja-meja yang telah disediakan. Selain meja, di masing-masing kelompok juga telah disediakan kompor. 


Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024
Kelompok sedang membuat sajian makanan | Dok. Sekolah

Tak perlu menunggu lama. Ketika persiapan mereka telah selesai, acara pun segera dimulai. Mereka pun kemudian saling bekerja sama dan membagi tugas. Ada yang bertugas mengupas singkong, membuat adonan, merebus air, bahkan juga memarut kelapa. Tak hanya anak perempuan, anak laki-laki pun juga bersemangat untuk membantu yang lain.

Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan

Senang ketika dapat melihat mereka bekerja sama dengan begitu kompak. Bahkan ada kakak kelas yang mampu membagi tugas dengan baik. Untuk bagian yang “berbahaya” (memarut kelapa, merebus, atau memotong) diserahkan kepada anak kelas atas. Sedangkan untuk anak kelas 1-3 diberikan tugas untuk mengaduk adonan, menyiapkan tempat, dan kegiatan-kegiatan ringan lainnya.

Presentasi Hasil Karya

 

Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024
Pewakilan kelompok presentasi di depan juri | Dok. Sekolah

Setelah 3 jam 30 menit berproses, akhirnya tibalah anak-anak untuk mempresentasikan hasil karya mereka. Mereka menata masakan mereka di meja saji yang telah disediakan. Secara bergantian, dewan juri melakukan penilaian terhadap masakan masing-masing kelompok. Pada kegiatan kali ini, kami mengundang 2 orang komite sekolah, yaitu Ibu Litani Natalia dan Ibu Maria Leseema Dian Harianti, beserta kepala TK Wijana, Ibu Rimba Kristyaningrum, S.AB., untuk menjadi juri dalam Cooking Day kali ini. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karya mereka. Selain itu, mereka juga diminta untuk menceritakan biografi singkat dari pahlawan yang mereka pakai sebagai nama kelompok.

Evaluasi Kinerja

Dalam pelaksanaannya, tentu ada hal-hal yang mungkin sudah sesuai rencana, atau pun bahkan berbeda dari apa yang sudah direncanakan. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Maka, pada kesempatan kali ini, anak-anak diminta untuk mengevaluasi kinerja mereka, mulai dari persiapan, proses, hingga hasilnya. Ada beberapa yang menilai bahwa hasil kerjanya masih belum maksimal. Namun ada juga yang menilai kinerjanya sangat baik karena sudah sesuai dengan apa yang direncanakan di awal. Selain mengevaluasi, anak-anak juga membagikan hasil evaluasi kinerjanya kepada kelompok yang lain.

Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

Pengumuman Juara

Setelah perhitungan nilai dari para juri selesai, kini tibalah pengumuman. Saat yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Karena para pemenang akan mendapatkan sejumlah uang yang cukup banyak. Pemenang pertamanya adalah kelompok Gatot Subroto, dengan sajian jajan tradisional klepon. Sedangkan pemenang kedua adalah kelompok Tjokroaminoto dengan sajian jajan tradisional jentik manis. Selamat untuk para pemenang. Untuk kelompok yang lain, pada intinya masakah mereka enak dan dapat dinikmati. Buktinya, masakan mereka habis semua tanpa sisa. Kalian luar biasa.

 

Memasak Jajanan Tradisional dalam Cooking Day 2024
Pemenang pertama menerima hadiah | Dok. Sekolah

Saat anak-anak kita berikan kesempatan untuk bereksplorasi, mereka akan sungguh-sungguh bersemangat dan banyak belajar. Mungkin bagi kita, ini cukup berisiko. Tetapi yang perlu dilakukan adalah memberikan kepercayaan, dan tentunya tetap mendampingi proses belajarnya. Jika kita banyak melarang, yang terjadi adalah sebaliknya, anak-anak tidak banyak belajar. Mari berikan kepercayaan, dan dukung terus proses belajarnya melalui pengalaman-pengalaman kehidupannya sehari-hari, sehingga anak-anak akan dapat belajar menjadi pribadi yang mandiri. (ADK)

Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
 Perayaan Natal 2023 Se-kecamatan Mojoagung

Perayaan Natal 2023 Se-kecamatan Mojoagung

 

Natal menjadi salah satu momen yang patut untuk dirayakan dengan penuh sukacita. Tak hanya oleh gereja saja, sekolah-sekolah Katolik dan Kristen pun juga turut mengadakan kegiatan perayaan Natal di sekolah mereka masing-masing. Begitu pula sekolah Wijana Mojoagung. Pada hari ini (06/01/2024) juga mengadakan perayaan Natal bersama. Namun, ada yang beda. Tahun ini, kami diberi kepercayaan untuk menjadi tuan rumah dalam Perayaan Natal 2023 Se-kecamatan Mojoagung. Kegiatan ini dihadiri oleh siswa-siswi dan guru-guru yang beragama Katolik dan Kristen se-kecamatan Mojoagung. Ada pun yang hadir dalam kegiatan ini adalah siswa-siswi dari SD Kristen Bethel, SDN Mojotrisno, SDN Gambiran, dan beberapa SDN lainnya.

Baca Juga: Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga

Misa Natal

Misa Natal ini dipimpin oleh RD. Andreas Krishananta, selaku Pastor Rekan Paroki St. Yosef Mojokerto. Sedangkan petugasnya adalah dari siswa-siswi SDK Wijana Mojoagung. Mereka bertugas mulai dari petugas koor, bacaan, doa umat, hingga pembawa persembahan.
 
Perayaan Natal 2023 Se-kecamatan Mojoagung
RD. Andreas Krishananta memimpin misa Natal | Dok. Sekolah

Dalam khotbahnya, Romo Andreas berpesan agar anak-anak senantiasa mengandalkan Tuhan dalam setiap hal, khususnya dalam mewujudkan hal-hal yang menjadi harapan dan cita-cita mereka. Selain itu, beliau juga berharap agar momen Natal juga membawa sukacita bagi semua dan menjadikan kita sebagai anak-anak terang yang membawa berkat bagi banyak orang.

Finding Angels

Setelah misa natal selesai, anak-anak dipandu dan diarahkan untuk menuju ke halaman sekolah. Di sana mereka berbaris untuk mendengarkan arahan tentang kegiatan selanjutnya, yaitu Finding Angels. ‘Mencari Malaikat’? Ya, dalam sesi ini, anak-anak akan diminta untuk mencari ‘malaikat’. Malaikat yang dimaksud adalah permen lolipop yang dibentuk menyerupai malaikat. ’Malaikat-malaikat’ ini disembunyikan di area halaman sekolah. 

Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan

Perayaan Natal 2023 Se-kecamatan Mojoagung
Sukacita anak-anak saat menemukan 'malaikat' | Dok. Sekolah

Masing-masing anak diminta untuk mencari satu malaikat yang tersebar di seluruh area halaman sekolah. Dalam hitungan ketiga, mereka pun semua berpencar untuk mencari ‘malaikat’. Tak butuh waktu lama, anak-anak pun telah menemukannya. Mereka pun senang dengan apa yang telah mereka dapatkan.

Perayaan dan Pentas

Sebelum menuju ke aula, anak-anak diminta untuk berbaris terlebih dahulu. Mereka masing-masing akan dipasangkan gelang bernomor yang akan digunakan sebagai nomor untuk undian doorprize. Satu per satu anak pun menuju ke aula dan menempati tempat yang telah disediakan.

Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

Sebelum memulai perayaan dan pentas, anak-anak beserta guru pendamping per lembaga dipersilakan naik ke atas panggung guna melakukan foto bersama. Acara pun dibuka dengan menyanyikan lagu Tuhan Yesus Baik secara bersama-sama. Dengan penuh semangat dan sukacita, anak-anak menyanyikan dan menari bersama-sama.
 
Perayaan Natal 2023 Se-kecamatan Mojoagung
Penampilan dari siswa-siswi SD Negeri | Dok. Sekolah

Beragam tampilan dipersembahkan oleh anak-anak. Ada tampilan dari siswa-siswi TK Bethel, TK Wijana, SDK Bethel, SD Negeri, dan tentunya dari SDK Wijana Mojoagung. Ada pula sambutan dari Pengelola Yayasan Yohannes Gabriel Perwakilan Mojokerto-Jombang-Nganjuk, yang diwakili oleh RD. Andreas Krishananta. Selain itu, pengundian doorprize juga dilaksanakan di sela-sela tampilan pentas.

Baca Juga: Edukasi Etika untuk Generasi Muda - Character Building 2023

Sebuah momen yang penuh sukacita ketika bisa berkumpul bersama-sama dengan teman-teman dari sekolah lain dalam merayakan kelahiran Tuhan Yesus. Semoga perayaan ini dapat semakin mempererat persaudaraan di antara anak-anak. Juga semakin menambah semangat dan sukacita para guru dalam mendampingi dan mendidik generasi muda. (ADK)
Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga

Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga

 
Keseruan bersama keluarga pun berlanjut hari ini (09/12/2023). Kali ini giliran anak-anak SDK Wijana Mojoagung beserta anggota keluarganya yang bergembira bersama dalam kegiatan Family Day. Tak kalah seru dari kloter TK di hari sebelumnya, para orang tua dan anak-anak hari ini pun begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Kegiatan yang sempat terhenti karena pandemi ini telah lama begitu dinanti.

Baca Juga: Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga

Kegiatan ini diawali dengan pemanasan dan senam aerobik yang dipimpin oleh Ibu Nurhayati, orang tua dari Mutiara Marbun dan Timothy Marbun, yang merupakan seorang instruktur senam. Para orang tua, anak-anak, dan bapak ibu guru mengikuti senam ini dengan begitu bersemangat. Senam ini berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Orang tua banyak yang mengikuti sampai tuntas. Namun ada pula mereka yang di tengah jalan dan memilih untuk beristirahat. 
 
Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga
Ibu Nurhayati sedang memandu senam | Dok. Sekolah
 

Slogan Wijana

Setelah istirahat sejenak untuk minum dan mengatur nafas, kami pun mulai membuka kegiatan pada hari ini. Pada kesempatan kali ini, kami memperkenalkan kepada orang tua slogan sekolah Wijana Mojoagung, yaitu "Berharga, Penuh Cinta, Jaya". Slogan ini sudah kami hidupi sejak awal tahun ini. Dipandu oleh beberapa anak dan pembawa acara, para orang tua meneriakkan slogan beserta gerakannya. Setelah beberapa kali berlatih, para orang tua pun mulai terbiasa dan lancar meneriakkan dan gerakannya.

Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan

Selanjutnya membawa acara memisahkan antara orang tua dan anak-anaknya. Mereka diinstruksikan untuk mencari putra-putrinya dan memeluk mereka. Berdasarkan beberapa studi seiring bertambahnya usia anak orang tua akan mulai jarang untuk memeluk putra-putrinya. Oleh sebab itu pada hari ini tua diingatkan kembali untuk dapat sesering mungkin memberikan sebuah pelukan. Karena sebuah pelukan yang tulus dan hangat dari orang tua mampu cinta dan membawa ketenangan hati bagi anaknya.

Hutan kolam

Masih pada posisi berpasangan dengan putra-putrinya, para orang tua dan anak-anak akan diajak untuk bermain permainan sederhana namun menyenangkan, yaitu hutan kolam. Permainan ini pada intinya adalah bermain suit. Sebelum suit anak-anak dan orang tua menyanyikan sebuah lagu dan diakhiri dengan suit bersama-sama. Pemain yang kalah mengambil posisi di belakang yang menang, kemudian mencari lawan yang lain. Permainan berakhir setelah menemukan kelompok yang berhasil menang di sesi terakhir. Permainan sederhana namun menyenangkan.

Rally Block

Mama dan anak berpelukan saat bermain | Dok. Sekolah

Pada sesi permainan ini, peserta dibagi menjadi 6 kelompok. Pada permainan ini, masing-masing kelompok akan berlomba untuk menyusun papan kertas sebagai bahan pijakan. Mereka harus berpindah tempat untuk mengambil balok kayu. Balok kayu ini harus dipindahkan dan disusun menjadi bangunan rumah. Tak butuh lama, kelompok pun berhasil menyusun balok-balok tersebut. Permainan ini memiliki makna, bahwa untuk membangun sebuah keluarga, perlu adanya kekompakan antara masing-masing anggota keluarga.

Baca Juga: Kelas Inspirasi, Kegiatan Khas Peringatan Hari Guru


Bola Tongkat

Bermain bola basket dan memasukkannya ke dalam ring tentunya sudah biasa. Namun apa jadinya jika bermain bola dan memasukkannya ke ring menggunakan tongkat? Seru pastinya. Permainan kali ini adalah memasukkan bola ke dalam lubang yang telah disediakan. Para pemain harus membentuk satu barusan dengan berpasang-pasangan. Mereka harus mengoper bolanya sampai mendekati ring. Selanjutnya pemain terakhir akan melempar agar bolanya masuk.

Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga
Orang tua dan anak-anak bermain bola tongkat | Dok. Sekolah

Kelihatan mudah, namun ternyata susah juga. Proses mengopernya perlahan-lahan sudah menjadi proses yang mudah. Bagian yang susah adalah saat melempar untuk memasukkannya ke dalam ring. Tak sedikit pemain yang gemas ketika bolanya hampir masuk, namun membentuk besi dan jatuh di luar.

Sarminton

Selama 30 menit, peserta diberi kesempatan untuk beristirahat dengan menikmati hidangan yang telah tersaji. Hidangan-hidangan ini merupakan hasil kolaborasi bersama orang tua. Jadi, ini “dari orang tua, untuk orang tua”. Selesai beristirahat, mereka diajak untuk bermain Sarminton. Sarminton merupakan akronim dari sarung dan badminton. Jadi, permainan ini semacam bulu tangkis, tapi menggunakan bola voli dan sarung.
 
Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga
Pemain melempar bola dengan sarung | Dok. Sekolah

Awalnya memang masih cukup membingungkan, namun lama kelamaan para pemain dapat bermain dengan lancar. Pertandingan ini berlangsung selama 5 menit. Tiap-tiap tim harus meraih poin terbanyak dengan cara menjatuhkan bola di area lapangan lawan. Tim lawan harus berusaha menangkap bola tersebut menggunakan sarung. Para pemain pun dibuat gemas sendiri. Ketika melempar bola, bolanya malah nyangkut di sarung. Begitu pula saat menangkap bola. Bolanya malah memantul dan jatuh ke area sendiri. Melelahkan namun menyenangkan.

Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship


Estafet Air

Barang kali, ini adalah permainan yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Ya, sebagian besar anak akan senang kalau diajak bermain air. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini, kami mengajak anak-anak dan orang tua untuk bermain air. Kami mengira, bahwa anak-anaklah yang akan mengambil inisiatif untuk bisa berbasah-basahan. Namun, ternyata sebaliknya. Para orang tua banyak menjadi yang terdepan, sehingga memungkinkan untuk basah terlebih dahulu.

 
Family Day SD, Penuh Cinta dalam Keluarga
Anak dibantu orang tuanya menuang air ke pemain lain | Dok. Sekolah

Permainan pun semakin seru karena estafet ini menggunakan gelas plastik yang diikatkan di kepala menggunakan tali. Air dituang dari gelas ke gelas. Berbagai macam cara dilakukan akan dapat mengumpulkan air sebanyak-banyaknya. Tak sedikit dari anak-anak dan orang tua yang akhirnya kebasahan terkena air.

Kenangan bersama orang tua tentunya akan sungguh membekas dalam benak anak. Mereka pun mendapatkan kesan mendalam dari kegiatan ini. Beragam alasan mereka bahagia dan bersukacita hari ini. Ada yang bahagia karena dapat memeluk mama. Ada pula yang merasa bahagia karena dapat seharian bermain bersama orang tua. Bahkan ada pula yang hari ini merasa bahagia karena dapat bermain air. Ya, macam-macam alasan mereka. Namun yang pasti, ini menjadi momen berharga yang akan dikenang selamanya.

Baca Juga: Edukasi Etika untuk Generasi Muda - Character Building 2023

Terima kasih kepada Bapak/Ibu orang tua yang telah bersedia berpartisipasi dan berkolaborasi bersama kami. Terima kasih atas dukungannya. Semoga kegiatan ini juga dapat semakin mempererat hubungan antara anak, orang tua, dan sekolah. (ADK)
Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
 Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga

Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga

 

Kebersamaan bersama keluarga menjadi suatu momen penting dan istimewa. Bukan hanya untuk memperkuat bonding saja, namun juga berguna dalam perkembangan anak-anak juga. Relasi yang sehat dan kuat antara orang tua, anak, dan sekolah tentunya juga akan sangat berpengaruh dalam peningkatan kemampuan anak-anak. Hal itulah yang difasilitasi oleh sekolah Wijana Mojoagung.

Pada hari ini (08/12/2023), kami mengadakan kegiatan Family Day. Dalam satu hari ini, kami mengundang para orang tua untuk bisa hadir dan bersenang-senang bersama. Kegiatan ini sebenarnya adalah kegiatan tahunan kami. Namun, terpaksa harus vakum selama 3 tahun karena pandemi Covid-19.  Sehingga Family Day tahun ini adalah awal baru setelah sekian lama ini terhenti.

Baca Juga: Edukasi Etika untuk Generasi Muda - Character Building 2023

Dengan penuh semangat dan sukacita, orang tua mulai berdatangan sejak pagi bersama dengan putra/putri mereka. Sebagai pemanasan, anak-anak dan orang tua diajak untuk bersama-sama melakukan senam. Dipandu oleh guru-guru TK, orang tua dan anak-anak mulai menggerakkan anggota tubuhnya agar siap untuk beraktivitas bersama.

Meriasmu

Keseruan pun dimulai. Permainan pertama yang akan dimainkan adalah Meriasmu. Pada permainan ini, anak-anak akan merias orang tua mereka. Ya, kalau biasanya orang tua yang merias anaknya, kini kebalikannya, anak yang harus merias orang tuanya. Dengan begitu bersemangat, anak-anak mulai merias. Diawali dengan memoles dengan bedak. Disusul dengan menggoreskan lipstick ke bibir orang tuanya, memberikan eye shadow, bahkan blush on.
 
Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga
Aksi anak merias wajah mamanya | Dok. Sekolah

Baca Juga: Cosplay Pahlawan, Sarana Menggali Semangat Perjuangan

Ini menjadi kesempatan anak-anak untuk dapat berkreasi dan berekspresi. Mereka sungguh menikmati tiap goresan karya yang terpampang di wajah orang tuanya. Tak jarang, orang tua dan anak-anak sama-sama tertawa.

Kuda-kudaan

Permainan ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi anak-anak dan orang tua. Hanya saja, seiring bertambahnya usia—baik usia orang tua maupun anak—permainan ini sudah mulai jarang dimainkan. Sebagai bagian membangkitkan keseruan masa lalu, hari ini orang tua dan anak-anak diajak kembali memainkan permainan ini. Bedanya, permainan ini dijadikan balapan.
 
Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga
Orang tua menjadi "kuda" untuk anaknya | Dok. Sekolah

Anak-anak begitu bersemangat dan begitu menikmati momen ini. Bagi orang tua, sekalipun kaki harus menahan sakit, ini juga menjadi momen yang membahagiakan kala melihat anak-anak mereka tertawa penuh sukacita.
 

Pakaikan Baju

Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga
Memeluk mama saat berhasil menemukannya | Dok. Sekolah

Baca Juga: Life Study Camp 2023 SDK Wijana - Java in Paradise

Sudah menjadi hal yang sangat biasa ketika orang tua memakaikan baju untuk anak-anaknya. Yang tidak biasa adalah ketika orang tua harus memakaikan baju dengan mata tertutup. Serunya lagi, mereka harus mencari anak-anaknya terlebih dahulu. Dengan mengandalkan suara dari anak-anaknya, para orang tua berusaha menemukan mereka. Mereka berusaha mencari kekhasan yang dimiliki oleh putra/putrinya. Bahkan ada yang mencoba meraba rambut si anak untuk menemukan kuncir rambutnya.

Injak Koran

Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga
Keseruan berebut koran | Dok. Sekolah
Tak kalah seru dari permainan yang sebelumnya, permainan ini juga menyuguhkan keseruan lain. Dalam kelompok besar, orang tua dan anak membentuk lingkaran. Musik pun diputar. Selama musik diputar, mereka harus berjoget bersama. Di tengah lingkaran telah disebar beberapa koran. Saat musik berhenti, mereka harus berdiri di atas koran. Orang tua atau anak yang tidak mendapatkan koran harus keluar dari barisan lingkaran. Sungguh menyenangkan. Para orang tua dan anak-anak saling berebut. Tak jarang, orang tua mengalah agar anaknya dapat menginjak koran.

Kanal Bambu

Family Day TK, Tumbuh dan Berkembang dalam Cinta Keluarga
Bekerja sama membangun saluran air | Dok. Sekolah

Permainan pamungkas kali ini adalah kanal bambu. Secara berkelompok, orang tua dan anak-anak memiliki tugas untuk mengalirkan air menggunakan susunan bambu. Air tersebut harus mengisi galon air yang telah disediakan. Walau terlihat mudah, ternyata tidak demikian. Butuh cukup banyak waktu bagi mereka untuk membentuk kekompakan. Perlahan namun pasti, air mulai mengalir dan memenuhi galon air. Tak ada yang lebih bergembira di permainan ini selain anak-anak. Mereka pun sengaja membasahi pakaian mereka dengan air-air yang menetes dari bambu-bambu yang tersusun. Hingga akhirnya mereka pun bisa basah-basahan bermain air.
Baca Juga: Market Day, Sarana Pengembangan Entrepreneurship

"Keterikatan sejati yang menghubungkan antara keluarga bukanlah hubungan darah. Melainkan rasa saling menghormati dan kebahagiaan dalam hidup satu sama lain." -Richard Bach, Penulis
Kebahagiaan di dalam keluarga akan sungguh memengaruhi perkembangan anak. Setiap detik kebersamaan bersama orang tua akan membekas dalam ingatan mereka. Kami ucapkan terima kasih tak terhingga, untuk para orang tua yang telah membimbing, mendampingi, merawat, dengan penuh cinta anak-anak dalam asuhan Anda. Semoga kiranya anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dalam kasih dan cinta keluarga. (ADK)
Penulis
Antonius Dwi K., S.Pd.
Sie Kesiswaan SDK Wijana
 
Program Kami

Formulir Kontak